Selasa, 19 Januari 2016

7 KARYA BELAS KASIH JASMANI & ROHANI

Gereja Katolik mengajarkan bahwa ada 14 bentuk karya belas kasih (KGK 2447) yang dibagi menjadi 7 karya belas kasih jasmani (yang berhubungan dengan tubuh) dan 7 karya belas kasih rohani (berhubungan dengan jiwa) yaitu:

7 KARYA BELAS KASIH JASMANI
1. Memberi makan pada orang yang lapar
2. Memberi minum pada orang yang haus
3. Memberi pakaian pada yang telanjang
4. Memberi tumpangan pada tunawisma
5. Mengunjungi yang sakit
6. Mengunjungi tawanan
7. Menguburkan yang meninggal


7 KARYA BELAS KASIH ROHANI
1. Menegur orang-orang berdosa
2. Mengajar yang tidak tahu
3. Membimbing yang ragu-ragu
4. Menghibur yang sedih
5. Mengampuni kesalahan dengan rela
6. Menanggung dengan sabar kepahitan hidup
7. Mendoakan yang hidup maupun yang mati

Tentu pembagian ini tidak menyempitkan belas kasih hanya menjadi 14 contoh perbuatan saja, tetapi berbagai macam bentuk perbuatan belas kasih dapat digolongkan ke dalam 14 perbuatan belas kasih di atas.
Dari pembagian di atas, kita bisa mengetahui bahwa saat kita menegur orang lain yang berbuat dosa dan menunjukkan bahwa yang diperbuat adalah dosa, maka kita tidak sedang menghakimi melainkan sedang mengasihi orang lain tersebut. Saat kita memberi tahu dan mengajarkan ajaran Gereja dengan dasar yang jelas dan benar kepada umat Katolik yang lain, kita tidak sedang menggurui atau sok paling paham tetapi kita sedang mengasihi sesama saudara/i Katolik kita.

Perlu kita ketahui bahwa saat Gereja melarang seseorang yang bercerai-dan-menikah kembali atau yang menikah secara non-Katolik; Gereja sedang mengasihi orang tersebut, menghindarkan mereka dari perbuatan dosa sakrilegi, dari perbuatan melecehkan Sakramen Ekaristi. Mengapa disebut Sakrilegi? Saat seorang Katolik bercerai lalu menikah lagi, orang tersebut telah melanggar kesucian dan martabat pernikahan dan dengan demikian telah berbuat dosa berat. Orang yang berdosa berat tidak dapat menerima Komuni Kudus. Demikianlah yang diajarkan oleh Santo Paulus “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” (1 Kor 11:27). Ketika orang tersebut tetap memaksakan diri menerima Komuni Kudus, bukanlah rahmat pengudusan yang didapat melainkan dosa sakrilegi, melecehkan sesuatu yang kudus.

Ketika Gereja melarang orang tersebut menerima Komuni Kudus; Gereja sekaligus menyerukan panggilan untuk bertobat, berbalik dari kesalahan dan kembali ke jalan kekudusan. Saat seorang ibu melarang anaknya, “Jangan ke sana, ada jurang!”, maka ibu tersebut memanggil anaknya untuk berbalik dari jalan menuju jurang dan kembali ke jalan yang aman. Bukankah ini perbuatan belas kasih?

Santo Thomas Aquinas, mengikuti Tradisi Gereja, mengajarkan bahwa karya belas kasih rohani superior terhadap karya belas kasih jasmani walau meski tetap mengajarkan untuk tidak mengabaikan keduanya. Karya belas kasih rohani dipandang superior dari karya belas kasih jasmani karena karya belas kasih rohani berhubungan langsung dengan keselamatan abadi. Ambil contoh seturut konteks di atas yaitu menegur sesama yang berbuat dosa. Kitab Suci memberikan pernyataan yang jelas mengenai hubungan antara menegur sesama yang berbuat dosa dengan keselamatan dan penghakiman ilahi.
Yeh 3:18 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
Yeh 3:19 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
Yeh 3:20 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
Yeh 3:21 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."


Tentu saja saat seorang Katolik yang berdosa berat (contoh di atas dosa beratnya adalah bercerai-dan-menikah kembali dan menikah secara non-Katolik) dilarang menerima Komuni Kudus, maka ia juga harus diberitahu alasan pelarangan dengan dasar yang jelas dan tidak lupa beritahukan bagaimana caranya ia bertobat atau berbalik dari kesalahannya. Tugas ini bukanlah semata tugas para kaum tertahbis ataupun awam yang menjadi katekis, tetapi semua umat Katolik sebagai bentuk kasih terhadap sesama.

Gambar: Kaca patri Santa Elizabeth dari Hungaria bersama seorang anak pengemis

artikel diambil dari indonesian papist


Tidak ada komentar:

Posting Komentar