Selasa, 20 Desember 2016

Jadwal Misa Natal 2016 Paroki Wonosari

Ayo kita rayakan sukacita Natal bersama umat Santo Petrus Kanisius Wonosari.
Berikut jadwal Misa Perayaan Natal 2016

🎄🎄🎄🎅🎅🎅⛄⛄⛄❄❄❄💒💒💒

Senin, 19 Desember 2016

Pesan Natal Bersama PGI dan KWI 2016

“HARI INI TELAH LAHIR BAGIMU JURUSELAMAT, YAITU KRISTUS, TUHAN, DI KOTA DAUD”
(Lukas 2:11)

Saudari-Saudara umat Kristiani di Indonesia,
Setiap merayakan Natal hati kita dipenuhi rasa syukur dan sukacita. Allah berkenan turun ke dunia, masuk ke dalam hiruk-pikuk kehidupan kita. Allah bertindak memperbaiki situasi hidup umat-Nya. Berita sukacita itulah yang diserukan oleh Malaikat: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).
Belarasa Allah itu mendorong kita untuk melakukan hal yang sama sebagaimana Dia lakukan. Inilah semangat atau spiritualitas inkarnasi. Keikutsertaan kita pada belarasa Allah itu dapat kita wujudkan melalui upaya untuk menyikapi masalah-masalah kebangsaan yang sudah menahun.
Dalam perjuangan mengatasi masalah-masalah seperti itu, kehadiran Juruselamat di dunia ini memberi kekuatan bagi kita. Penyertaan-Nya menumbuhkan sukacita dan harapan kita dalam mengusahakan hidup bersama yang lebih baik. Oleh karena itu, kita merayakan Natal sambil berharap dapat menimba inspirasi, kekuatan dan semangat baru bagi pelayanan dan kesaksian hidup, serta memberi dorongan untuk lebih berbakti dan taat kepada Allah dalam setiap pilihan hidup.
Saudari-saudara terkasih,
Kita akan segera meninggalkan tahun 2016 dan masuk tahun 2017. Ada hal-hal penting yang perlu kita renungkan bersama pada peristiwa Natal ini. Sebagai warga negara kita bersyukur bahwa upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia semakin memberi harapan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan yang merata. Walaupun belum sesuai dengan harapan, kita sudah menyaksikan adanya peningkatan dan perbaikan pelayanan publik, penegakan hukum, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan. Kita dapat memandangnya sebagai wujud nyata sukacita iman sebagaimana diwartakan oleh malaikat kepada para gembala, “aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10).
Memang harus kita akui bahwa masih ada juga segi-segi kehidupan bersama yang harus terus kita perhatikan dan perbaiki. Misalnya, kita kadang masih menghadapi kekerasan bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Masalah korupsi dan pungli juga masih merajalela, bahkan tersebar dari pusat hingga daerah. Kita juga menghadapi kemiskinan yang sangat memprihatinkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kemiskinan per Maret 2016 masih sebesar 28,01 juta jiwa. Keprihatinan lain yang juga memerlukan perhatian dan keterlibatan kita untuk mengatasinya adalah peredaran dan pemakaian narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2015 memperlihatkan bahwa pengguna narkoba terus meningkat jumlahnya. Pada periode Juni hingga November 2015 terjadi penambahan sebesar 1,7 juta jiwa, dari semula 4,2 juta menjadi 5,9 juta jiwa. Semakin banyaknya pengguna narkoba itu tidak lepas dari peran produsen dan pengedar yang juga bertambah.
Kita juga harus bekerja keras untuk mendewasakan dan meningkatkan kualitas demokrasi. Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu sarananya, seperti Pemilihan Umum Kepala Daerah serentak (Pilkada serentak) yang akan dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017 di 101 daerah terdiri atas 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Peristiwa itu akan menjadi ujian bagi partisipasi politik masyarakat dan peningkatan kualitas pelaksana serta proses penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
Tantangan-tantangan tersebut, sebagaimana juga masalah lainnya, harus kita hadapi. Jangan sampai persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan itu membuat kita merasa takut. Kepada kita, seperti kepada para gembala, malaikat yang mewartakan kelahiran Yesus mengatakan “jangan takut” (Luk 2:10).
Saudari-saudara terkasih,
Marilah kita jadikan tantangan-tantangan tersebut kesempatan untuk mengambil prakarsa dan peran secara lebih nyata dalam menyikapi berbagai persoalan hidup bersama ini. Kita ciptakan hidup bersama yang damai dengan terus melakukan dialog. Kita lawan korupsi dan pungli dengan ikut aktif mengawasi pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran pembangunan. Kita atasi problem kemiskinan, salah satunya dengan meningkatkan semangat berbagi. Kita lawan narkoba dengan ikut mengupayakan masyarakat yang bebas dari narkoba, khususnya dengan menjaga keluarga kita terhadap bahaya barang terlarang dan mematikan itu.
Kita tingkatkan kualitas demokrasi kita melalui keterlibatan penuh tanggungjawab dengan menggunakan hak pilih dan aktif berperan serta dalam seluruh tahapan dan pelaksanaan Pilkada. Kita juga berharap agar penyelenggara Pilkada dan para calon kepala daerah menjunjung tinggi kejujuran dan bersikap sportif, menaati semua aturan yang sudah ditentukan dan aktif berperan menjaga kedamaian demi terwujudnya Pilkada yang berkualitas. Kita tolak politik uang. Jangan sampai harga diri dan kedaulatan kita sebagai pemilih kita korbankan hanya demi uang.
Kita syukuri kehadiran Yesus Kristus yang mendamaikan kembali kita dengan Allah. Inilah kebesaran kasih karunia Allah, sehingga kita layak disebut sebagai anak-anak Allah (1Yoh 2:1). Di dalam Yesus Kristus kita memperoleh hidup sejati dan memperolehnya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10). Kita syukuri juga berkat yang telah kita terima sepanjang tahun yang segera berlalu.
Kita sampaikan berkat sukacita kelahiran Yesus Kristus ini kepada sesama kita dan seluruh ciptaan. Kita mewujudkan karya kebaikan Allah itu melalui perhatian dan kepedulian kita terhadap berbagai keprihatinan yang ada dengan aktif mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan dan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perayaan kelahiran Yesus Kristus ini dapat menjadi titik tolak dan dasar bagi setiap usaha kita untuk lebih memuliakan Allah dalam langkah dan perbuatan kita.

SELAMAT NATAL 2016 dan TAHUN BARU 2017

Jakarta, 10 November 2016
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJADI INDONESIA,
Ketua Umum Pdt Dr Henriette T.H. Lebang
Sekretaris Umum Pdt Gomar Gultom M.Th
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA,
Ketua Presidium Mgr Ignatius Suharyo
Sekretaris Jenderal Mgr Antonius S. Bunjamin OSC

Sabtu, 17 Desember 2016

DEVOSI KANAK-KANAK YESUS DARI PRAHA (didaraskan 17 - 25 Desember)


🌷 “ Semakin engkau menghormati Aku, semakin Aku akan memberkatimu ”. 🌷
“ Kristus tidak punya tubuh di bumi selain tubuhmu, tidak punya tangan selain tanganmu, tidak punya kaki selain kakimu.
Matamu adalah mata melalui mana cinta kasih Kristus bagi dunia terpancar. Kakimu adalah kaki dengan mana Ia pergi untuk melalukan perbuatan - perbuatan baik dan tanganmu adalah tangan dengan mana Ia memberkati kita sekarang ”. 🌷

🌺 St. Teresa dari Avila 🌺

🍃🌹 ASAL MULA PATUNG

Kisahnya dimulai beratus - ratus tahun lalu ketika orang - orang tak bertuhan memerangi tempat - tempat Kristen di semenanjung Spanyol. Sebuah biara berdiri terpencil di tepi jalan antara Seville dan Cordoba. Sementara para biarawan berdoa dalam lingkungan yang tenang ini, pasukan Moor menyerbu biara dan menghancurkannya.

Sekelompok biarawan yang berhasil melarikan diri kembali bertahun - tahun kemudian dan perlahan - lahan membangun kembali biara. Hari - hari panas berdebu yang panjang berlalu dan ketika Yosef, salah seorang biarawan, sedang bekerja di kebun bunga biara, seorang kanak - kanak yang elok datang menghampirinya. Kanak - kanak itu tersenyum dan mengatakan :
" Aku Yesus ".
Dalam sekejap mata, Kanak - Kanak pun menghilang, namun wajah kecilNya terus terukir dalam ingatan sang biarawan kudus.

Tahun - tahun berlalu, Yosef menjadi tua, tapi mustahil baginya untuk melupakan Kanak - kanak kecil yang mengunjunginya semasa muda. Di usia senjanya berulang kali ia mencoba membuat patung Kanak - kanak dengan lilin, namun tak satu pun patung memuaskan hatinya hingga suatu pagi suatu terang cemerlang muncul dan si Kanak - kanak berdiri di sampingnya, berkata :
" Aku datang untuk memperlihatkan DiriKu lagi kepadamu, supaya engkau dapat menyelesaikan patung seturut gambaranKu ".
Jari - jemari si biarawan tua giat berupaya kembali hingga sebuah gambaran sempurna selesai dibuat.

Keesokan paginya komunitas mendapati Yosef terbaring di ambang ajal dengan menyungging senyum bahagia . Sahabat kecilnya telah mengunjunginya lagi untuk membawanya serta pulang ke rumahNya.

Selama bertahun - tahun sesudahnya patung itu dihormati oleh orang-orang Spanyol, di antaranya oleh St Teresa dari Avila ( St. Teresa dari Yesus ) yang selalu membawa replika kecil patung dalam perjalanan - perjalanannya.

Sekitar tahun 1556, Dona Isabela Manrique menghadiahkan patung Kanak - kanak kepada anaknya, Puteri Spanyol Maria Maxmiliana Manriquez de Lara y Mendoza dari Borgos sebagai hadiah pernikahannya dengan seorang bangsawan Bohemia ( Ceko ) Lord Vratislav dari Pernstein.
Patung kemudian dibawa ke Praha, ibukota Republik Ceko. Pasangan ini dikaruniai seorang puteri, Polyxena ( 1566 - 1642 ), yang pada tahun 1587 menikah dengan Lord William dari Rozmberk. Patung lilin kecil dihadiahkan kepada Polyxena sebagai hadiah pernikahan.

Polyxena menempatkan patung dalam kapel keluarga kerajaan di Kastil Praha di Hradcany. Pada tahun 1628, sebagai ungkapan syukur atas semua berkat yang Allah anugerahkan sepanjang hidupnya, Lady Polyxena yang telah lanjut usia menghadiahkan patung kepada penduduk Praha dengan gelar " Kanak - kanak Yesus Yang Maharahim dari Praha ".
Patung diserahkan kepada Prior dengan pesan : " Aku memberikan kepadamu yang paling berharga dari apa yang kumiliki. Hormatilah patung ini dan kalian tidak akan pernah berkekurangan ".

Patung Kanak - kanak dari Praha kemudian disemayamkan di Gereja Biara Karmel Bunda Kemenangan di Mala Strana, Praha.
Banyak mukjizat terjadi : mereka yang tuli dan buta dipulihkan, yang sakit dan timpang disembuhkan dan gereja menjadi tempat ziarah.

Sungguh sayang, tak lama kemudian terjadilah tragedi " Perang Tiga puluh Tahun " ( 1618 - 1648 ), yang berawal dari perang agama antara Katolik dan para reformis Protestan dalam Kekaisaran Roma, meski di dalamnya pertikaian politik juga memainkan perang penting. Kelaparan, penyakit dan pelanggaran hukum merongrong penduduk Bohemia dan negeri yang tadinya kaya makmur berubah menjadi tempat penderitaan dan kehancuran.

Pada tahun 1631, di bawah pendudukan bangsa Saxon, ( Jerman Utara ) dan kemudian Swedia, Praha dijarah dan Biara Karmel dirampok dan ditinggalkan dalam keadaan menyedihkan, sementara patung Kanak - kanak direnggut dari tempatnya ditahtakan dan dibuang begitu saja di antara puing - puing dengan kedua tanganNya patah.

🍃🌹 PATER VENERABILIS CYRILLUS A MATER DEI, OCD

Mikulas Schockvilberg ( 1590 - 1675 ), seorang pemuda dari Luxembourg, menggabungkan diri dengan Ordo Karmel dan memilih nama Cyrillus a Mater Dei ( Cyrillus dari Alexandria ). Ia telah berada di Praha sebelum terjadinya Konflik Perang Tiga puluh Tahun yang memaksa para Karmelit melarikan diri ke Munich. Tujuh tahun kemudian, pada Pentakosta tahun 1637, Cyrillus yang telah ditahbiskan sebagai imam kembali ke biaranya di Praha yang dibiarkan terbengkalai sesudah dirampok habis - habisan.

Di antara puing - puing dan sampah, Pater Cyrillus, seorang devosan setia Kanak - kanak Yesus, mencari tanpa kenal lelah berharap dan akhirnya berhasil menemukan patung lilin Kanak - kanak. Seijin Prior, patung ditempatkan kembali di Oratorium.

Suatu malam, semua biarawan lain sudah kembali ke selnya, sementara P Cyrillus masih tinggal dalam doa di gereja.
Suatu suara kanak - kanak berkata :
" Kasihanilah Aku dan Aku akan mengasihani engkau, kembalikan tangan - tanganKu dan Aku akan memberimu damai dan semakin engkau menghormati Aku, semakin Aku akan memberkatimu ".
P Cyrillus tercengang dan baru menyadari bahwa di balik jubah birunya kedua lengan dan tangan telah hilang dari tubuh Kanak - kanak Kristus.

Gereja tidak memiliki dana untuk membeli makanan ataupun lilin, apalagi dana untuk membiayai perbaikan patung. Tambahan lagi Prior tidak percaya akan kisah yang diceritakan sang Pater.
P Cyrillus berdoa agar boleh mendapatkan uang untuk perbaikan patung. Doa - doa yang dengan tekun dipanjatkannya kelihatannya dikabulkan. Seorang dermawan yang tua dan rapuh datang menyerahkan satu buli - buli uang yang dapat dibelikan seratus patung baru. Dan kendati permohonan P Cyrillus, sang Prior enak saja membeli satu patung kanak - kanak yang baru untuk menggantikan patung lama yang sudah dekil dan rusak. Segera sesudah patung baru ditahtakan di altar, terjadilah bencana. Sebuah tempat lilin yang berat roboh menimpa dan meremukkan patung yang baru. Prior dipensiun dan dipindahkan ke biara lain.

Kepada Prior yang baru, P Cyrillus kembali mengajukan perkaranya perihal patung, akan tetapi sang Prior, yang masih ragu, minta suatu bukti pertolongan dari Kanak - kanak.
P Cyrillus kembali berdoa dengan tekun. Ia memohon Bunda Allah untuk menjadi perantara. Suatu panggilan membangunkan sang pater dari doa khusuknya, seorang perempuan ingin bertemu. Kemilau mistis terpancar dari perempuan misterius ini. Pater menghampirinya dan perempuan itu menyerahkan kepada pater sekantung penuh uang dengan permintaan agar uang dipergunakan begitu rupa sehingga biara tidak berkekurangan.
Dan sementara membalikkan badan tamu " perempuan " itu pun dalam sekejap mata menghilang dalam kegelapan malam.
P Cyrillus hingga akhir hidupnya percaya bahwa perempuan ningrat ini adalah
" Bunda Tuhan kita ".

Walau telah mendapatkan dana, ternyata uang tidak diperbolehkan untuk memperbaiki lengan dan tangan patung, melainkan untuk merenovasi gereja. Tak sepeser pun diberikan untuk keperluan patung kecil. malang yang ada di bilik P Cyrillus. Sekali lagi suara Kanak - kanak berkata dalam kegelapan :
" Tempatkan Aku di pintu masuk Sakristi dan kau pada akhirnya akan mendapati dia yang akan berbelas kasihan kepadaKu ".

Segera sesudahnya seorang asing muncul dan menawarkan diri untuk membayar perbaikan patung yang patah. Beberapa seniman dan pematung secara bergantian ditugaskan, namun tak satu pun yang memberikan hasil memuaskan. Hingga suatu hari seorang seniman muda yang berparas bak seorang kanak - kanak dalam waktu kurang dari sehari menyelesaikan apa yang tak dapat dilakukan yang lain. Pemuda misterius itu segera menghilang bahkan sebelum ia menunjukkan hasil kerjanya.

P Cyrillus dalam hidup selanjutnya diganjari dengan menjadi saksi akan begitu banyak rahmat berkat yang memancar dari tangan Kanak - kanak Yesus dari Praha. Ia wafat dalam wangi kekudusan pada tanggal 4 Februari 1675, pada usia 85 tahun. Gereja memberinya gelar Venerabilis ( yang pantas dihormati ).

🍃🌹 PENGAKUAN RESMI GEREJANI

Mendengar bahwa Kanak - kanak Yesus telah ditahtakan kembali di tempatnya di altar, masyrakat Praha sekali lagi kembali menghaturkan doa - doa dan kebutuhan - kebutuhan mereka di hadapan kanak - kanak Yesus.
Mukjizat - mukjizat awal yang terjadi dituliskan dalam sebuah buku oleh Pater Emerich a St Stephano, yang dipublikasikan di Jerman pada tahun 1736 dan di Ceko pada tahun 1749. Salah satu mukjizat yang terjadi adalah ketika dari waktu ke waktu Praha berada dalam kesulitan terjangkit wabah penyakit dan invansi oleh para musuh, dapur biara tidak pernah kehabisan makanan hingga tak ada penduduk termiskin sekalipun yang kelaparan. Dengan ketekunan doa penduduk, seorang utusan misterius menampilkan diri di hadapan jenderal musuh dan membujuknya agar menarik mundur militer.

Pada tanggal 3 Mei 1648 Kardinal Ernest Albrecht dari Harrach, Uskup Agung Praha memberikan persetujuan gerejani pertama atas devosi kepada Kanak - kanak Yesus dari Praha.
Selanjutnya, pada tanggal 4 April 1655, Uskup Agung Josef Corta secara resmi memahkotai Kanak - kanak Yesus dengan mahkota emas bertabur mutiara dan batu-batu berharga serta memaklumkanNya sebagai Raja.
Pada tahun 1896 Paus Leo XIII memberikan indulgensi penuh kepada devosi.
Pada tanggal 13 Maret 1913, Paus St Pius X membentuk Persaudaraan Kanak - kanak Yesus dari Praha.
Pada tanggal 27 September 1924, Paus Pius XI memberikan Pemahkotaan Kanonik yang pertama.
Pada bulan September 2009 Paus Benediktus XVI melakukan kunjungan apostolik ke Republik Ceko dan mengunjungi Gereja Bunda Kemenangan di Praha. Paus menyumbangkan sebuah mahkota emas dengan delapan kerang dengan banyak mutiara dan garnet ( batu akik merah tua ) yang hingga sekarang menghiasi patung setinggi 47 cm tersebut.

🍃🌹 KAPLET KEPADA KANAK-KANAK YESUS DARI PRAHA 🌹🍃

Kaplet kepada Kanak - kanak Yesus, sering disebut juga " Mahkota Kecil untuk Kanak - kanak Yesus ", diajarkan sendiri oleh Yesus kepada Venerabilis Margaret dari Sakramen Mahakudus ( Margaret Parigot, 1619 - 1648 ), seorang biarawati Karmel Tak Berkasut dari Perancis. Yesus memintanya untuk memperkenalkan kaplet ini di kalangan umat beriman dan menjanjikan rahmat - rahmat khusus, teristimewa kemurnian hati dan kepolosan kanak - kanak, kepada semua yang membawa dan mendaraskan kaplet demi menghormati misteri masa kanak - kanakNya yang suci. Sebagai tanda, Yesus memperlihatkan kaplet yang berkilauan cahaya surgawi kepada Sr Margaret.

Kaplet terdiri dari 15 manik - manik :
3 manik Bapa Kami demi menghormati Keluarga Kudus dan 12 manik Salam Maria demi mengenang dua belas tahun masa kanak - kanak Yesus.
Kaplet didaraskan sebagai berikut :

🌸 ( didaraskan teristimewa mulai tanggal 17 hingga 25 Desember ) 🌸

🍃 Diawali dengan :
" Kanak - kanak Yesus yang Ilahi, aku menyembah salibMu dan aku bersedia menerima semua salib yang Engkau berkenan kirimkan untukku. Tritunggal Mahakudus yang patut disembah, aku mempersembahkan kepadaMu, demi kemuliaan Nama Allah yang Kudus, semua adorasi Hati Kudus Kanak - kanak Yesus yang Tersuci ”.

🍃 Daraskan tiga kali:
" Dan Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara kita ".
Bapa Kami ….
🍃 Daraskan duabelas kali :
" Dan Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara kita ".
Salam Maria...

🍃 Diakhiri dengan :
Kanak - kanak Yesus yang Kudus, berkati dan lindungilah kami ".

🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃
Diambil dari FB Michael Cristiano Hady

Kamis, 01 Desember 2016

Beato Dionisius dan Redemptus a Cruce, Martir Indonesia



Pierre Berthelot - demikian nama Santo Dionisius - lahir di kota Honfleur, Prancis pada tanggal 12 Desember 1600. Ayahnya Berthelot dan Ibunya Fleurie Morin adalah bangsawan Prancis yang harum namanya. Semua adiknya: Franscois, Jean, Andre, Geoffin dan Louis menjadi pelaut seperti ayahnya. Sang ayah adalah seorang dokter dan nakoda kapal. Pierre sendiri semenjak kecil (12 tahun) telah mengikuti ayahnya mengarungi lautan luas; dan ketika berusia 19 tahun ia sudah menjadi seorang pelaut ulung. Selain darah pelaut, ia juga mewarisi dari ayahnya hidup keagamaan yang kuat, yang tercermin di dalam kerendahan hatinya, kekuatan imannya, kemurnian dan kesediaan berkorban. Ia kemudian memasuki dinas perusahaan dagang Prancis. Dalam rangka tugas dagang, ia berlayar sampai ke Banten, Indonesia. Tetapi kapalnya dibakar oleh saudagar-saudagar Belanda dari kongsi dagang VOC. Berkat pengalamannya mengarungi lautan, ia sangat pandai menggambar peta laut dan memberikan petunjuk jalan.

Pierre kemudian bekerja pada angkatan laut Portugis di Goa, India. Namun ia senantiasa tidak puas dengan pekerjaannya itu. Ada keresahan yang senantiasa mengusik hatinya. Ia selalu merenungkan dan mencari arti hidup yang lebih mendalam. Ketika itu ia sudah berusia 35 tahun. Akan tetapi usia tidak menghalangi dorongan hatinya untuk hidup membiara. Ia diterima di biara Karmel. Namanya diubah menjadi Dionisius a Nativitate. Sekalipun ia sudah menjalani hidup membiara, namun ia masih beberapa kali menyumbangkan keahliannya kepada pemerintah, baik dengan menggambar peta maupun dengan mengangkat senjata membuyarkan blokade di Goa yang dilancarkan oleh armada Belanda (1636).

Di biara Karmel itulah, ia bertemu dengan Redemptus a Cruce, seorang bruder yang bertugas sebagai penjaga pintu biara dan koster, penerima tamu dan pengajar anak-anak. Redemptus lahir di Paredes, Portugal pada tahun 1598 dari sebuah keluarga tani yang miskin namun saleh dan taat agama. Orangtuanya memberinya nama Thomas Rodriguez da Cunha. Semenjak usia muda, ia masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India. Ia kemudian menarik diri dari dinas ketentaraan karena ingin menjadi biarawan untuk mengabdikan dirinya pada tugas-tugas keagamaan. Ia diterima sebagai bruder di biara Karmel.

Suatu ketika Raja Muda di Goa bermaksud mengirim utusan ke Aceh, Indonesia, yang baru saja berganti sultan dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Ia ingin menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Sebagai seorang bekas pelaut yang sudah pernah datang ke Banten, Dionisius ditunjuk sebagai almosenir, juru bahasa dan pandu laut. Oleh karena itu tahbisan imamatnya dipercepat. Dionisius ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1637 oleh Mgr. Alfonso Mendez. Bruder Redemptus dengan izinan atasannya ikut serta dalam perjalanan dinas itu sebagai pembantu.
Pastor tentara Dionisius bersama rombongannya berangkat ke Aceh pada tanggal 25 September 1638 dengan tiga buah kapal: satu kapal dagang dan dua kapal perang. Penumpang kapal itu ialah: Don Fransisco de Sosa (seorang bangsawan Portugis), Pater Dionisius, Bruder Redemptus, Don Ludovico dan Soza, dua orang Fransiskan Rekolek, seorang pribumi dan 60 orang lainnya. Mereka berlabuh di Ole-Ole (kini: Kotaraja) dan disambut dengan ramah.

Tetapi keramahan orang Aceh ternyata hanya merupakan tipu muslihat saja. Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang hanya untuk meng-katolik-kan bangsa Aceh yang sudah memeluk agama Islam. Mereka semua segera ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal imannya. Selama sebulan mereka meringkuk di dalam penjara dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Beberapa orang dari antara mereka meninggalkan imannya. Dionisius dan Redemptus terus meneguhkan iman saudara-saudaranya dan memberi mereka hiburan. Akhirnya di pesisir pantai tentara sultan mengumumkan bahwa mereka dihukum bukan karena berkebangsaan Portugis melainkan beriman KatoIik. Maklumat sultan ini diterjemahkan oleh Dionisius kepada teman-temannya. Sebelum menyerahkan nyawa ke tangan para algojo, mereka semua berdoa dan Pater Dionisius mengambil salib dan memperlihatkan kepada mereka supaya jangan mundur, melainkan bersedia mengorbankan nyawa demi Kristus Yang Tersalib dan yang telah menebus dosa dunia, dosa mereka. Dionisius memohon ampun kepada Tuhan dan memberikan absolusi terakhir kepada mereka satu per satu. Segera tentara menyeret Dionisius dan mulailah pembantaian massal.

Sepeninggal teman-temannya, Pater Dionisius masih bersaksi tentang Kristus dengan penuh semangat. Kotbahnya itu justru semakin menambah kebencian rakyat Aceh terhadapnya. Algojo-algojo semakin beringas untuk segera menamatkan riwayat Dionisius. Namun langkah mereka terhenti di hadapan Dionisius. Dengan sekuat tenaga mereka menghunuskan kelewang dan tombak akan tetapi seolah-olah ada kekuatan yang menahan, sehingga tidak ada yang berani. Segera kepala algojo mengirim utusan kepada sultan agar menambah bala bantuan. Dionisus berdoa kepada Tuhan agar niatnya menjadi martir dikabulkan. Dan permintaan itu akhirnya dikabulkan Tuhan. Dionisius menyerahkan diri kepada algojo-algojo itu. Seorang algojo - orang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan disambarkan keras-keras mengenai kepala Dionisius, disusul dengan kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.

Kemartiran Dionisius dengan kawan-kawannya disahkan Tuhan: mayat mereka selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena setiap kali dibuang - ke laut dan tengah hutan - senantiasa kembali lagi ke tempat ia dibunuh. Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien ('pulau buangan'). Kemudian dipindahkan ke Goa, India. Martir-martir itu dibunuh pada tanggal 29 Nopember 1638. Bersama Redemptus, Dionisius digelarkan 'beato' pada tahun 1900.


Sumber: www.ekaristi.org