Pada tahun 1974, awal ditemukannya Goa ini oleh romo AL Hardjasudarma SJ di kenal sebagai goa yang angker. Tidak banyak orang yang berani masuk ke dalam, apalagi pada saat itu goa ini masih tertutup pepohonan dan semak serta menjadi sarang landak. Goa ini masih sering dipergunakan untuk bertapa bahkan hingga saat ini. Konon pada masa lalu banyak pangeran dari kerajaan Mataram yang singgah di goa ini.
Bahkan ada cerita yang dipercaya masyarakat sekitar jika dahulu ada seseorang yang mendapatkan wahyu keraton Mataram di tempat ini. Di sekitar Goa Tritis memang ada beberapa tempat yang berkaitan dengan tokoh pendiri Kerajaan Mataram Islam yakni Ki Ageng Giring. Ki Ageng Giring adalah salah seorang keturunan Prabu Brawijaya IV yang hidup dan menetap pada abad XVI di Desa Sodo Giring, Kecamatan Paliyan. Desa Sodoberada di barat daya kota Wonosari.
Ki Ageng Giring adalah sesepuh Trah Mataram yang sangat dihormati dan konon yang mendapatkan wahyu keraton Mataram.
Awalnya Goa Tritis ditemukan dengan bantuan seorang siswa SD Sanjaya Giring menjelang Natal 1974. Romo Harja yang akan mempersiapkan ekaristi Natal beniat akan membuat gua tiruan agar perayaan semakin meriah. Namun seorang anak bercerita kalau di dekat ladangnya terdapat gua alam yang indah tapi tidak terawat. Beberapa hari kemudian romo Harja beserta anak SD ini mendatangi gua ini, dan mulai saat itu beliau membersihkan dan menjadikan gua ini sebagai tempat doa.
Pada 30 September 1977, Romo Zahnweh SJ romo paroki pada saat itu dibantu oleh Frater Toper saat itu (Romo Karta Sudarma Pr) meresmikan Goa Tritis menjadi tempat ziarah dan doa.
Romo kemudian melanjutkan upaya perawatan dan perbaikan. Selanjutnya di gua itu di tempatkan patung bunda Maria. Tempat ini kemudian diberkati sebagai tempat ziarah dengan nama Gua Maria Tritis. Hingga saat ini sudah 4 kali patung bunda Maria mengalami pergantian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar