Hehehe…..Homili Misa pagi ini, Romo Anton menyinggung kalau
beliau risau bila ada umat yang tanya ,“
siapa yang mimpin Misa?”, Romo Anton ternyata nyadar juga bila banyak yang ngrasani kalo Misa yang dipimpin Romo
Anton dan Romo Ipeng itu lamaaaaa….. Sedangkan yang
dipimpin oleh Romo Ponco itu cepat…… Maaf ya Mo,
kalo umat dibelakang selalu ngomongin hal ini, soalnya emang bener begitu sih……. Hehehe……Peace,
MoA…..mungkin Romo Anton bisa meniru Romo Endra yang
curhat lewat FBnya ( Litani serba salah
seorang Pastor...) https://www.facebook.com/endra.wijayanta/posts/10204519747298132?pnref=story#
atau jawab saja seperti ini Mo.... “Engkau berkata, ’Misanya lama’, maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’” — St. Josemaria Escriva.
atau jawab saja seperti ini Mo.... “Engkau berkata, ’Misanya lama’, maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’” — St. Josemaria Escriva.
Balik lagi ke homili
tentang bacaan Injil hari ini tentang doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri
yaitu doa Bapa Kami, ada artikel menarik yang saya ambil dari FB: Romo Josep Susanto
BAPA
KAMI YANG ADA DI SURGA
Doa diawali dengan sebuah seruan, di mana Yesus berseru memanggil BAPANya
(harafiahnya: O Bapa atau Ya Bapa). Yang menarik adalah di Injil Matius, bentuk
seruan seperti ini hanya muncul dalam 3 peristiwa penting hidup Yesus di mana
digambarkan Yesus sedang berdoa (11:25; 26:39.42).
Yang
menarik adalah dalam kesempatan ini Yesus menyebut Allah dengan sebutan BAPA
KAMI, bukan BAPAKU. Kata “KAMI” adalah undangan Yesus kepada para
muridNya untuk ambil bagian dalam relasi yang dimiliki Yesus dengan BapaNya.
Yesus mengundang para muridNya juga untuk mengingat relasi persaudaraan mereka
dengan sesamanya, bahwa mereka semua adalah satu keluarga yaitu Keluarga dari
Bapa yang sama.
Sebutan
“Yang ada di surga” menunjukan kemuliaan Allah, bahwa Allah yang kita sebut
Bapa ini jauh melebihi segala Bapa yang ada di dunia ini. Namun bukan cuma itu
saja, kata ini juga membuka suatu rahasia baru bahwa para murid meskipun masih
tinggal di dunia, karena mereka kini sudah menjadi anak dari Bapa, maka mereka
juga disebut anak-anak surga. Mereka punya suatu hubungan dengan surga,
merekalah pemilik atau pewaris Kerajaan Surga.
DIMULIAKANLAH
NAMAMU
Permohonan pertama yang harus diucapkan Anak adalah memuliakan Bapa. Dalam
dunia Perjanjian Lama, Nama Allah mewakili pribadi Allah sendiri, melambangkan
kehadiran Allah dan kekuasaanNya (Kej 21:33, Lek 20:7, Im 24:11, Bil 6:27, Ul
12:5).
Kemuliaan tidak bisa dipisahkan dari pribadi Allah, keduanya menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan memuliakan Allah mempunyai arti
MENGENAL DAN MENERIMA siapa Allah dengan segala kekuasaanNya. Dalam Perjanjian
Lama, bangsa Israel harus memuliakan Allah. Namun tindakan itu selalu berkaitan
dengan melakukan kehendak dan peraturan Allah. Tindakan memuliakan Allah ini
menekankan lagi-lagi soal RELASI antara Allah dan umatNya, bahwa Israel adalah
bangsa yang diselamatkan dan dipilih oleh Allah. Inilah yang menjadi dasar
mengapa Israel harus memuliakan Allah.
Tindakan memuliakan Nama Allah juga mengandung arti bahwa para murid diajak
untuk menyadari kelemahan dan keterbatasan dirinya. Hanya Allahlah yang mampu
melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia.
Lawan dari tindakan memuliakan nama Allah adalah membuat nama Allah menjadi
cemar atau profan belaka. Tindakan mencemarkan nama Allah dalam Perjanjian Lama
seperti menyembah berhala (Im 18:21), tindakan kejahatan dan ketidakadilan (Jer
34:16, Amos 2:6-7).
DATANGLAH
KERAJAANMU
Setelah memuliakan Nama Bapa, para murid diajak untuk memohon datangnya
Kerajaan Bapa. Kata “Kerajaan” di dalam Injil Matius muncul hanya 55x.
Pewartaan Yohanes pembaptis dan Yesus adalah Kerajaan Allah yang sudah dekat”.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus berbiacara tentang Kerajaan Allah. Kata
“kerajaan” di sini tidak berbicara tentang “kerajaan duniawi” dengan segala
kekuasaan politik dan teritori tertentu. Kata “Kerajaan” di sini mengacu pada
kemahakuasaan dan kemuliaan Allah terhadap alam semesta. Dunia dengan segala
isinya berasal dari Allah dan milik Allah, sudah saatnya Allah mengambil alih
milikNya, yang terampas karena manusia jatuh ke dalam dosa. Saatnya Allah
sebagai RAJA memimpin umatNya dan mengambil apa yang menjadi miliknya sejak
semula. Allah membebaskan umatNya dari segala kekuatan lain yang membelenggu
hidup manusia.
Kata-kata “datanglah KerajaanMu” juga mengandung makna terselubung yaitu ajakan
Yesus kepada para murid untuk terus menerus mempunyai harapan agar mereka
menjadi warga kerajaan Allah. Selain itu juga ajakan Yesus kepada para murid
untuk mulai mengubah cara hidup mereka yang tidak membuat mereka tidak bisa
masuk ke dalam kerajaan Allah. Dengan kata lain, ungkapan “datanglah
KerajaanMu” adalah suatu ajakan PERTOBATAN.
JADILAH
KEHENDAKMU, DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA
Ketika Kerajaan Allah datang dan hadir di muka bumi, Allah dengan
segala-galanya akan diatur oleh kehendak Allah. Kata “Kehendak Allah” mengingatkan
kita pada doa Yesus di taman Getsemani (Mat 26:42). Kata “kehendak”
mengandung arti: harapan, keinginan, tujuan yang mau dicapai. Bila seseorang
menginginkan sesuatu, ia akan berusaha dengan segala cara untuk memperoleh apa
yang dia inginkan itu. Ia akan menyusun program dan strategi yang mendukung
untuk terwujudnya keinginan itu.
Keinginan atau harapan Allah tidak lain tidak bukan adalah MENEBUS UMAT MANUSIA
DARI DOSA DAN KEMATIAN. Allah tidak ingin satu dari umatNya hilang. Allah
sebagai BAPA berjuang untuk menyatukan kembali KELUARGANYA. Dengan ungkapan “Di
atas bumi seperti di dalam Surga” di sini mau ditekankan bahwa betapa para
murid diajak untuk ikut berjuang agar kehendak Allah itu dapat benar-benar
terlaksana, bukan hanya nanti di akhir jaman atau di surga tetapi juga di bumi
selama mereka masih hidup di dunia. Caranya adalah dengan membuat SINKRONISASI
antara kehendak mereka dengan kehendak Allah sendiri.
BERILAH
KAMI REJEKI (ROTI) PADA HARI INI/SEHARI-HARI
Bagian ini adalah bagian kedua dari Doa Bapa Kami, di mana permohonan mulai
beralih kepada kebutuhan hidup para murid. Dimulai dengan “permohonan atas
rejeki (roti). Apa maksudnya dari kata “rejeki” atau “roti”, apa manfaatnya
bagi para murid?
Kata “hari ini” menjadi perdebatan keras di atara para ahli bahasa. Terjemahan
pertama mengacu pada “makanan harian” atau “makanan untuk besok”. Makanan ini
adalah yang dibutuhkan seseorang saat ini dan di sini. Terjemahan kedua
adalah “makanan” yang bersifat eskatologis, yaitu apa yang mereka butuhkan
untuk sampai pada hidup kekal yang akan datang. Kedua terjemahan ini masuk akal
dan bisa diterima. Yang pertama mengacu pada hidup para murid di dunia,
sedangkan yang kedua mengacu pada hidup para murid ketika mereka masuk ke dalam
Kerajaan surga.
Namun, kata “roti” dalam Injil Matius muncul 21x dan semuanya mengacu kepada
makanan manusia sehari-hari. Roti atau makanan adalah kebutuhan manusia,
situasi tanpa makanan membuat manusia menjadi begitu lemah dan ringkih sampai
ancaman kematian. Tanpa makanan manusia bisa menjadi budak dari sesamanya
bahkan membuat manusia jatuh dalam dosa seperti mencuri atau membunuh
(melanggar perintah Allah). Dari fakta ini kita, permohonan tentang “roti atau
rejeki sehari-hari” mengandung lagi-lagi ajakan untuk menyadari keterbatasan
manusia.
Kata “kami” juga merupakan ajakan untuk menyadari bahwa rejeki atau makanan
yang kita terima dari Bapa bukanlah bersifat individu melulu, melainkan juga
rejeki yang kita terima untuk bersama orang lain sebagai satu keluarga Allah.
Kata “pada hari ini” bukan “semua hari” juga menekanakan bahwa betapa setiap
orang memperoleh hak yang sama untuk menerima rejeki itu. Ini adalah ajakan
untuk berbagi. Rejeki yang kita punya harus kita berikan juga kepada mereka
yang berkekurangan.
AMPUNILAH
KESALAHAN KAMI
SEPERTI
KAMIPUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI
Kalimat ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah permohonan agar para
murid diampuni oleh Allah karena dosa dan kesalahan mereka. Sedangkan yang
kedua adalah keinginan para murid untuk mengampuni sesamanya yang bersalah
kepada mereka. Dalam ayat 14-15 Yesus sekali lagi menegaskan betapa pentingnya
bagian yang kedua, karena menjadi syarat untuk memperoleh pengampunan dari
Allah. Dalam Mat 18 tentang perumpamaan pengampunan juga lagi-lagi.
Rahasia yang terkandung dalam kalimat ini adalah para murid diajak untuk
menyadari identitas mereka sebagai ANAK dari BAPA. Kehendak Bapa adalah menebus
dan mengampuni dosa manusia. Para murid diajak untuk mempunyai sikap seperti
Bapa mereka. Jadi identitas bukan hanya tempelan belaka tetapi sebagai undangan
untuk menjadi sempurna seperti Bapa yang maha pengampun. Bapa itu maha baik dan
pengampun, Anak-anaknya juga harus demikian.
DAN
JANGANLAH MASUKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN
TETAPI
BEBASKAN KAMI DARI YANG JAHAT.
Ini adalah permohonan yang terakhir dari doa Bapa Kami. Dibagi menjadi 2
bagian. Yang pertama permohonan agar Bapa tidak memasukan mereka kedalam
pencobaan. Yang kedua adalah permohonan untuk dibebaskan dari yang jahat.
Bagian yang pertama menimbulkan perdebatan teologis yang hebat: apakah Bapa
membawa anak-anakNya kedalam pencobaan?
Dalam Perjanjian Lama, Allah memasukan umatNya ke dalam pencobaan untuk menguji
iman mereka (Kej 22:1; Kel 15:25; 16:4, dll). Yesus sendiri dalam Mat 4:1 juga
dicobai oleh iblis sebagai bagian dari kehendak Bapa. Apakah Bapa sungguh tega
memasukan anakNya ke dalam pencobaan, terlebih ketika pencobaan itu beruba
pengalaman yang tidak menyenangkan. Tetapi Kitab Suci menggarisbawahi bahwa
tidak ada satupun terjadi pada anak-anak, tanpa sepengetahuan Bapa. Bapa akan
memberi kekuatan kepada anak untuk berjuang melawan cobaan yang datang.
Permohonan yang pertama ini mengungkapkan kesadaran bahwa para murid masih
sangat lemah dan penuh dengan keterbatasan. Mereka diajak untuk menyadari
“kemanusiaan” mereka dengan segala kelemahannya. Para murid diajak untuk meminta
Bapa untuk melindungi mereka dari pencobaan dan keadaan terpisah dari Bapa.
Permohonan pertama dihubungkan dengan permohonan yang kedua dengan kata
“TETAPI”. Para murid diminta untuk memohon kepada Bapa untuk melindungi dari
yang jahat (harafiah: roh jahat, Inggris: EVIL). Roh jahat inilah yang terus
menerus berusaha memisahkan Anak dari Bapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar