Santo
Paus Gregorius Agung
(Paus ke-64, Salah seorang Paus terbesar dalam sejarah Gereja).
“Aku mengerti dari pengalaman bahwa sebagian besar
waktu ketika aku bersama dengan saudara-saudaraku, aku belajar banyak hal
tentang Sabda Tuhan yang tidak dapat aku pelajari seorang diri; jadi kalianlah
yang memberitahukan kepadaku apa yang harus aku ajarkan.” ~ St. Gregorius Agung
St.Gregorius
dilahirkan pada tahun 540 di Roma dalam keluarga bangsawan Kristiani yang
saleh. Ayahnya Gordianus, adalah
seorang anggota Majelis Tinggi Roma yang tergolong kaya raya; memiliki banyak
tanah di Sicilia, dan sebuah rumah indah di lembah bukit Ceolian, Roma dan
ibunya adalah St.Silvia dari Roma.
Dua orang saudari ibunya juga adalah orang Kudus, yaitu St.Emiliana dan St.Tarsilla. Leluhurnya adalah Paus St.Felix III
Sebagai seorang anak keluarga bangsawan; Gregorius
mendapatkan pendidikan dari guru-guru terbaik di kota Roma. Ia adalah seorang
pelajar yang sangat cerdas dan berprestasi. Ia pandai sekali dalam pelajaran
tata bahasa, retorik dan dialetika. Gregorius belajar filsafat , ketika ia usia
33 tahun, ia telah diangkat menjadi
Prefektur (Walikota) kota Roma. Sepertinya ia akan mengikuti jejak ayahnya
menjadi seorang politisi Romawi yang handal. Namun Tuhan rupanya memiliki
rencana lain untuk Gregorius.
Ketika ayahnya meninggal, Gregorius menjadi sangat sedih.
Melihat Jasad ayah yang dicintainya terbujur kaku menyadarkan Gregorius akan
kefanaan duniawi. Gregorius lalu memutuskan untuk menjalani hidup religius. Ia
mengundurkan diri jabatan politiknya, lalu merombak rumahnya yang besar menjadi
sebuah biara Benediktin. Ia juga menjual sebagian besar kekayaannya dan uang
yang diperolehnya dimanfaatkan untuk mendirikan biara – biara. Ada enam biara
yang didirikan di Sicilia dan satu di Roma. Selama beberapa tahun ia hidup sebagai seorang
biarawan Benediktin yang saleh dan kudus. Pada tahun 586 ia dipilih menjadi
Abbas di biara Santo Andreas di Roma. Di sana ia berjuang membebaskan para
budak belian yang dijual di pasar – pasar kota Roma. Kekudusannya membuat Bapa
Paus Pelagius kemudian mengangkatnya menjadi salah seorang dari tujuh diakon
untuk kota Roma.
Ketika Paus wafat, diakon Gregorius dipilih untuk
menggantikannya. Gregorius sama sekali tidak menginginkan kehormatan seperti
itu. Ia lebih senang hidup dalam keheningan dibiaranya. Ia berusaha menolak;
namun semua orang hanya menginginkan Gregorius untuk menjadi paus. Semua orang
tahu bahwa ia akan menjadi seorang paus yang baik dan mereka menaruh harapan
padanya. Gregorius lalu berusaha menghindar dengan menyamar dan menyembunyikan
diri dalam sebuah gua, tetapi akhirnya umat dapat menemukannya. Mereka
membawanya kembali ke Roma. Gregorius tidak bisa menolak lagi. Ia pasrah saja
saat dilantik menjadi paus.
Dan pilihan umat di Roma memang tidak salah. Selama
empatbelas tahun kemudian, Gregorius mampu memimpin Gereja dengan gemilang.
Walau kesehatannya tidak selalu prima; namun Gregorius merupakan salah seorang
paus terbesar dalam sejarah Gereja. Ia menulis banyak buku dan juga merupakan
seorang pengkhotbah yang ulung. Ia mengumpulkan dan membukukan melodi biasa dalam
nyanyian Liturgi hingga sampai saat ini nyanyian tersebut masih tetap
diasosiasikan dengan dirinya (Lagu-lagu Gregorian). Gregorius adalah Paus
pertama yang secara resmi mengumumkan dirinya sebagai Kepala Gereja Katolik
sedunia.
Ia mencurahkan perhatiannya kepada segenap umat manusia.
Malah sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai pelayan bagi semua orang. Ia
adalah paus pertama yang menggelari dirinya sebagai “hamba dari para hamba Allah” (Servus Servorum Dei). Julukan ini
tetap dipakai sampai sekarang untuk jabatan Paus di Roma. Bagi Gregorius ini bukan hanya sekedar gelar;
karena ia sangat menjiwai dan menjalaninya dalam setiap pelayanannya. Gelar ini
masih terus dipakai oleh para paus sampai hari ini.
St.Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih istimewa
kepada orang-orang miskin serta orang-orang asing. Setiap hari ia biasa menjamu
mereka dengan makanan yang enak. Ia juga amat peka terhadap penderitaan orang
banyak yang disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa ia masih
seorang biarawan, ia melihat banyak anak-anak diperjual belikan sebagai budak.
Ia bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan diberitahu bahwa mereka berasal
dari Inggris. St. Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat untuk pergi ke
Inggris untuk mewartakan kasih Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal
Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal pertama yang dilakukannya
adalah mengirimkan biarawan-biarawan terbaiknya (St.Agustinus dari Centerbury
bersama 40 rekan biarawan) untuk memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris.
Paus Gregorius juga mengirimkan para biarawan untuk menyebarkan iman Kristiani
ke Perancis, Spanyol dan Afrika.
Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak
penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta
hingga akhir hayatnya. St. Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Pestanya dirayakan setiap 3 September......Santo Paus Gregorius Agung doakanlah kami.
Pestanya dirayakan setiap 3 September......Santo Paus Gregorius Agung doakanlah kami.
Referensi :Yesaya - Saints.SQPN.com - Wikipedia - Catholic.org -newadvent.org, FB: Michael
Christiano Hady
Tidak ada komentar:
Posting Komentar