SANTA CAECILIA(CECILIA)
Riwayat Hidupnya
Cecilia adalah pelindung para seniman musik dan musisi Gereja. Ia diberi gelar demikian karena konon sebelum wafat, ia sempat melagukan kidung pujian bagi Tuhan. Nama Cecilia diambil dari perkataan dalam bahasa latin yang berarti “Bunga Lili dari Surga”.
Cecilia adalah orang kudus
yang sangat terkenal dan termasuk martir yang sangat dicintai dalam tradisi Gereja Katolik. Pesta
santa Cecilia telah dirayakan oleh Gereja sejak abad ke enam. Nama Cecilia juga
terdapat dalam Doa Syukur Agung. Pestanya dirayakan pada 22 November.
Sejarah menunjukkan bahwa St. Cecilia
adalah orang suci pertama yang diketahui memiliki fenomena ‘tubuh yang tidak
rusak’ (incorruptible). tahun kelahirannya tidak diketahui tetapi ia
diperkirakan meninggal pada tahun 177.
Riwayat hidupnya hanyalah diketahui bahwa
Cecilia hidup pada masa awal Gereja. Ia adalah seorang gadis bangsawan Romawi.
Kehidupan sebagai seorang gadis bangsawan dengan gaun-gaun indah seperti
kebanyakan pada zaman itu tidak pernah ada di dalam diri Cecilia. Ia lebih
memilih mengenakan sehelai baju kasar daripada mengenakan gaun-gaun indah
sebagaimana layaknya seorang gadis bangsawan. Tubuhnya yang halus terbalut oleh
baju kasar telah membuatnya menderita dari segala bentuk penghinaan, namun
segala penderitaannya itu dipersembahkan sebagai silih bagi Sang Pengantin yang
telah dipilihnya yaitu Kristus. Di masa mudanya, ia telah mempersembahkan
hidupnya kepada Tuhan dengan seuntai janji kesucian dan kemurnian hati yang
akan diberikan kepada Kristus yang telah dipilihnya sebagai Pengantin seumur
hidupnya.
Sebuah tantangan harus dihadapi oleh Cecilia
yakni ketika sang ayah menikahkannya dengan seorang bangsawan yang
bernama Valerian. Valerian, sang suami yang dipilih oleh ayahnya berbeda sekali
dengan dirinya sebagai seorang kristiani. Valerian adalah seorang penyembah
berhala yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
Ketika pesta pernikahan berlangsung dan semua
orang bersuka ria serta menari dalam pesta itu, Cecilia yang cantik duduk
menyendiri. Di dalam hatinya, ia melambungkan mazmur kepada Tuhan dan berdoa
memohon pertolongan-Nya. Ia tidak mau mengingkari janjinya kepada Pengantin
Surgawinya.
Di saat Cecilia dan Valerian suaminya tinggal
berdua, ia memberanikan diri untuk berkata kepada Valerian: “Aku mempunyai
suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Ketahuilah bahwa aku mempunyai
seorang malaikat Allah yang menjagaiku. Jika kamu menyentuh aku di dalam
perkawinan ini, malaikatku akan marah dan kamu akan menderita. Jika engkau memperkenankan
aku memegang janjiku untuk menjadi pengantin Kristus saja maka malaikatku akan
mengasihimu seperti ia mengasihiku.”
Meskipun Valerian seorang kafir, tetapi hatinya sangatlah lembut. Mendengar perkataan istrinya itu, Valerian mengatakan: “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.” Kemudian Cecilia menjawab, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan maka engkau akan melihat malaikatku.”
Pada akhirnya, Valerian terkesan oleh iman kekristenan yang telah dimiliki Cecilia, isterinya. Segera Valerian pergi menemui Uskup Urban yang menerimanya dengan gembira. Setelah Valerian mengucapkan pengakuan iman Kristiani, ia pun dibaptis dan sesudahnya kembali menemui Cecilia. Di samping isterinya, Valerian dapat melihat malaikat yang menakjubkan.
Meskipun Valerian seorang kafir, tetapi hatinya sangatlah lembut. Mendengar perkataan istrinya itu, Valerian mengatakan: “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.” Kemudian Cecilia menjawab, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan maka engkau akan melihat malaikatku.”
Pada akhirnya, Valerian terkesan oleh iman kekristenan yang telah dimiliki Cecilia, isterinya. Segera Valerian pergi menemui Uskup Urban yang menerimanya dengan gembira. Setelah Valerian mengucapkan pengakuan iman Kristiani, ia pun dibaptis dan sesudahnya kembali menemui Cecilia. Di samping isterinya, Valerian dapat melihat malaikat yang menakjubkan.
Malaikat itu berbicara kepadanya: “Aku
mempunyai suatu mahkota bunga untuk kalian masing-masing yang dikirim dari
surga. Jika kalian tetap setia kepada Tuhan maka ia akan memberikan penghargaan
dengan wangi semerbak surga abadi yang kekal.” Kemudian malaikat itu memahkotai
Cecilia dengan bunga mawar dan Valerian dengan suatu rangkaian bunga bakung
berbentuk lingkaran. Keharuman aroma bunga yang semerbak mengisi keseluruhan
rumah mereka.
Kejadian tersebut disaksikan juga oleh Tiburtius saudara Valerian yang pada saat itu tinggal bersama mereka. Malaikat itu menawarkan pula keselamatan kepada Tiburtius apabila ia mau meninggalkan segala bentuk pemujaan palsu yang dianutnya. Akhirnya, Tiburtius pun belajar iman Kristiani dari Cecilia. Kepada Tiburtius, Santa Cecilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya sehingga tidak lama kemudian Tiburtius pun dibaptis.
Perjalanan Kemartiran
Kejadian tersebut disaksikan juga oleh Tiburtius saudara Valerian yang pada saat itu tinggal bersama mereka. Malaikat itu menawarkan pula keselamatan kepada Tiburtius apabila ia mau meninggalkan segala bentuk pemujaan palsu yang dianutnya. Akhirnya, Tiburtius pun belajar iman Kristiani dari Cecilia. Kepada Tiburtius, Santa Cecilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya sehingga tidak lama kemudian Tiburtius pun dibaptis.
Perjalanan Kemartiran
Pada zaman itu, kekristenan masih dilarang di
Roma, tetapi kedua kakak beradik ini (Valerian dan Tiburtius) banyak melakukan
perbuatan amal kasih yang mencerminkan kekristenan. Akibat kepercayaan barunya
kepada Kristus, kakak beradik ini ditangkap dan disiksa oleh seorang bernama Almachius
yang memerintah pada saat itu. Namun, mereka tidak gentar sedikit pun ketika
hukuman mati akan diberikan kepada mereka. Mereka tetap memilih iman
kepercayaan barunya meskipun Almachius menawarkan akan membebaskan mereka jika
mereka kembali menyembah kepada dewa-dewa. Dengan gembira Valerian
menolak dan pada akhirnya diserahkan untuk dicambuk. Bersama dengan mereka, ada
seorang yang bernama Maximus yang memproklamirkan dirinya sebagai pengikut
Kristus. Pada akhirnya, ketiganya dihukum pancung sekitar empat mil jauhnya
dari Roma oleh Pagus Triopius.
Cecilia menyaksikan kematian ketiga orang itu.
Dia menyaksikan kematian orang-orang yang dikasihinya dan kepada Tiburtius dia
berkata: “Hari ini aku menyambut engkau saudaraku karena cinta Tuhan telah membuat
engkau menolak berhala.” Cecilia menguburkan mereka pada Katakombe Praetextatus.
Setelah kejadian itu, Cecilia mengubah tempat
tinggalnya menjadi tempat beribadat. Banyak orang-orang kafir yang akhirnya
menjadi murid Kristus. Ketika Paus Urban berkunjung ke rumahnya, ia membaptis
400 orang yang pada mulanya adalah orang-orang kafir. Karena peristiwa ini maka
Cecilia harus berhadapan dengan Almachius dan dia mengalami hal sama seperti
yang dialami oleh suaminya Valerian, Tiburtius, dan Maximus. Cecilia menerima
penyiksaan di dalam rumahnya sendiri: Cecilia dibakar dalam kobaran api namun
api itu tidak menghanguskannya. Akhirnya, seseorang ditugaskan untuk memenggal
kepalanya. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Cecilia, Seketika itu
juga Cecilia langsung rebah, tetapi ia tidak langsung meninggal. Selama tiga
hari, ia tergeletak di lantai rumahnya sendiri dan tidak mampu bergerak. Ia
meninggal dalam posisi mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan
satu jari di tangannya yang lain. Hal ini dapat dikatakan bahwa di saat
kematiannya, Cecilia masih menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal
Mahakudus.
Martyrologium Hieronymianum
Martyrologium Hieronymianum
Permasalahan pemberian gelar martir juga
dialami oleh Santa Cecilia. Pada awalnya Santa Cecilia tidaklah termasuk dalam
seorang yang dapat digelarkan sebagai seorang martir. Pandangan Agustinus dan
Tertullian yang ada pada saat itu mengatakan bahwa Valerian dan Tiburtius
merupakan seorang martir yang sejati, sementara Santa Cecilia terlepas dari
mereka. Mengapa dikatakan demikian? Ada anggapan yang mengatakan bahwa
penyiksaan yang dialami Santa Cecilia tidak banyak diketahui dan tidak ada
bukti yang kuat serta kemartiran Santa Cecilia terjadi dalam tempat tinggalnya
sendiri. Hal ini mempersulit penggelaran Santa Cecilia.
Pada tahun 488 seorang pengungsi dari Afrika
yang tidak diketahui namanya datang ke kota Roma. Ia memperdebatkan pandangan
Agustinus dan Tertullian yang keliru itu. Maka Martyrologium Hieronymainum pada
tahun 545, telah mengakui Santa Cecilia sebagai martir, meskipun tidak
mempunyai informasi historis yang tepat. Yang diketahui adalah Santa Cecilia
merupakan seorang martir yang membela iman kekristenannya yang tidak akan
tergoyahkan walaupun dengan mengorbankan nyawanya sendiri sekalipun.
Relikwi St. Cecilia
Relikwi St. Cecilia
Menurut cerita, tubuh dari St. Cecilia
dikuburkan dalam Katakombe St.
Callistus. Sekitar tahun 757 tubuh St. Cecilia dipindahkan dari
Katakombe St. Callistus oleh Lombard ke Katakombe Praetextatus. Di Katakombe
Praetextatus juga telah dikubur Valerian dan Tiburtius. Pemindahan ini
dilakukan untuk menghindari pencurian tubuh dari St. Cecilia. Kira-kira tahun
817 – 824, Paus St. Paschal I memindahkan tubuh St. Cecilia beserta Valerian,
Tiburtius dan Maximus dan seluruh barang peninggalannya ke gereja Trastevere
Roma dan diletakkan pada sebuah altar gereja tersebut. Gereja ini terkenal
dengan nama Gereja St. Cecilia, Trastevere. Di dalam gereja ini kita juga dapat
melihat sebuah mosaik yang dibuat pada zaman Paus St. Paschal I dan St. Cecilia
dilukiskan sebagai seorang wanita kaya.
Pada tahun 1599, ketika Kardinal Sfondrati
hendak memperbaiki gereja itu, ia menemukan ke-empat relikwi itu. Ketika peti
kuburan tempat dimana St. Cecilia dikubur dibuka, ia melihat bahwa tubuh St.
Cecilia masih utuh. Banyak orang yang melihatnya dan mereka diberkati serta
memperoleh banyak mukjizat.
Akhirnya, Carlo Maderna melukiskan tentang
kemartiran dari St. Cecilia melalui sebuah patung terbuat dari pualam indah.
Patung ini diletakkan pada altar gereja St. Cecilia di Trastevere untuk
mengenang kemartiran yang telah dilakukannya. Ekspresi dari kemartiran St.
Cecilia yakni: “Seorang martir yang bermandikan oleh darah miliknya sendiri
yang akhirnya terbunuh oleh sebuah pedang yang takkan pernah dapat mengantikan
kepercayaan yang dianutnya.” Di dalam Katakombe St. Callistus kita juga dapat
melihat duplikat dari patung pualam indah Maderna ini.
St. Cecilia dalam Karya Literatur dan Seni
St. Cecilia dalam Karya Literatur dan Seni
Kira-kira pada abad ke-5, kehadiran St.
Cecilia dalam karya seni dan literatur mulai muncul. Semuanya ini disebabkan
karena banyaknya para peziarah yang berdatangan ke kuburannya untuk melihat
barang-barang peninggalan dari santa ini. Hal ini dapat dibuktikan berupa
banyaknya mosaik, lukisan dinding dan miniatur.
Semakin hari St. Cecilia semakin dikenal orang
melalui karya-karya seni yang dilukiskan oleh para peziarah itu. Sekitar abad
ke-15, Santa ini mulai dilukiskan dalam ekspresi wajahnya yang mengumandangkan
kidung mazmur pada saat pernikahannya sedang berlangsung. Tangannya dilukiskan
sedang berada pada alat musik dan sedang bernyanyi sebagai pujian kepada Allah.
Inilah ekspresi yang dilukiskan pada saat pernikahannya, ketika St. Cecilia
mengumandangkan mazmur di dalam hatinya kepada Allah di hari pernikahannya:
"cantantibus organis illa in corde suo soi domino decantabat." Ada
sebuah lukisan modern yang cukup terkenal yang dilukis oleh Raphael mengenai
St. Cecilia yang sekarang dapat ditemukan dalam gereja San Giovanni dekat
Bologna. Lukisan ini menggambarkan, “St. Cecilia berdiri di tengah-tengah
dengan jubah mewah berwarna keemas-emasan, dengan rambut panjangnya terurai.
Tangannya terletak pada sebuah organ kecil, dengan ekspresi wajahnya memandang
ke atas bagaikan mendengarkan suara paduan sekelompok para malaikat yang sedang
bernyanyi. Dan kakinya pun mengikuti irama nyanyian para malaikat itu … Di
sebelah kanan St. Cecilia berdiri St. Paulus … di sebelah kiri dihadapannya
berdiri St. Magdalena … dan dibelakangnya St. Agustinus.” Oleh karena itu, St.
Cecilia dikenal dan diangkat sebagai orang kudus pelindung musik gereja
dan para musisi.
Karya seni lainnya yang tidak kalah menariknya
adalah pahatan yang digambarkan ketika St. Cecilia berbaring dalam peti matinya
dengan tangan yang mengekspresikan Allah Tritunggal yang Mahakudus. Pahatan ini
dibuat ketika Kardinal Sfondrati menemukan bagaimana tubuh dari St. Cecilia ini
ditemukan dalam peti matinya yang tak hancur walau sudah dikubur bertahun-tahun
lamanya. (Jameson 347)
Teladan Hidupnya
Teladan Hidupnya
Oleh seluruh Gereja, pestanya dirayakan setiap
tanggal 22 November. Walaupun tidak mempunyai bukti yang tepat, namun St.
Cecilia pantas dihormati dan diakui sebagai martir karena teladan dan contoh
imannya yang tidak segan-segan bersedia untuk mati dan menjadi saksi mempelai
Ilahinya yakni:
Di tengah pesta pernikahannya, ia berseru
kepada Tuhan di dalam hatinya, “O Tuhan biarkan hati dan tubuhku tetap murni
dan aku tidak menghianati penyerahanku kepadaMu.”
Di hari-hari penyiksaan yang dialaminya, ia
tetap berdoa dan berpuasa serta bergantung sepenuhnya kepada perlindungan Tuhan
menjelang hari-hari kematiannya.
Membawa banyak orang penyembah berhala untuk
menjadi seorang kristiani termasuk suaminya sendiri.
St. Cecilia selamanya tetap membawa Injil di
dalam hatinya dengan siang malam berdoa dan bersatu dengan Tuhan. Hati dan
cintanya telah dinyalakan dan dibakar oleh cinta surgawi.
Santa Caecilia doakanlah kami
diambil dari http://www.carmelia.net
santa sesilia doakanlah kami,amin
BalasHapus