TAHUN MASEHI yang selama ini jadi patokan penanggalan kita pada umumnya. Tiap kali menjelang malam pergantian tahun (Kalender Masehi), milyaran orang di penjuru dunia merayakannya. Pesta perayaan dengan meniup terompet, pesta kembang api, pertunjukan musik, perayaan di hotel-hotel berbintang atau tempat wisata, juga ucapan "Selamat Tahun Baru" atau "Happy New Year" terdengar di mana-mana. Tapi, tak banyak orang yang mengetahui sejarah di balik perayaan tahun baru masehi ini. Apa sebenarnya dasar penentuan perayaan tahun baru. Tahun Masehi sebenarnya berhubungan dengan keyakinan agama Kristen. Masehi adalah nama lain dari Isa Al Masih. Di Indonesia tahun Masehi yang digunakan secara resmi dan juga dipergunakan secara internasional, istilah Masehi ( bahasa Latin Anno Domini / AD =Tahun Tuhan kita) dan Sebelum Masehi (Before Christ / BC =Sebelum Kristus)mengacu pada Nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus atau dalam bahasa Ibrani= "Mesiah" atau "Mesias" yang artinya "Yang diurapi"). Sistem ini mulai dirancang tahun 525, namun tidak begitu luas digunakan hingga abad ke-11 hingga ke-14. Setelah itu, seluruh negara di dunia mengakui dan menggunakan konvensi ini untuk mempermudah komunikasi.
Kalender Masehi adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian. Masehi dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret , sedangkan sebelum itu disebut Sebelum Masehi atau SM. Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian. Dalam bahasa Latin penanggalan ini disebut "Anno Domini" (disingkat AD yang berarti "Tahun Tuhan") yang dipakai luas di dunia. Dalam bahasa Inggris pada zaman modern muncul istilah Common Era yang disingkat "CE" (secara harfiah berarti "Era Umum"), sedangkan waktu sebelum tahun 1 dipakai istilah "Before Christ" (artinya sebelum [kelahiran] Kristus)yang disingkat BC atau Before Common Era yang disingkat "BCE" (Sebelum Era Umum). Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen terutama umat Katolik.
Kalender Masehi adalah kalender yang mulai digunakan oleh umat Kristen awal. Mereka berusaha menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun permulaan (tahun 1). Namun untuk penghitungan tanggal dan bulan mereka mengambil kalender bangsa Romawi yang disebut kalender Julian — kalender buatan Julius Caesar — (yang tidak akurat) yang telah dipakai sejak 45 SM.
Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat pada 45 SM, jika menggunakan standar tahun yang dihitung mundur dari kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya, ada seorang Kristen bernama Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar untuk dijadikan sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus. Dionysius adalah orang yang pertama kali memperkenalkan AD (Anno Domini / the year of the Lord) pada waktu dia membuat kalendar Paskah (Easter). Sistem penanggalan ini menggantikan sistem penanggalan Diocletian, karena Dionysius tidak ingin menggunakan Diocletian, seorang yang menganiaya jemaat Kristen. Dionysius mengatakan bahwa Anno Domini dimulai 754 tahun dari pondasi Roma (A.U.C) atau tahun 1 AD, yaitu tahun dimana Yesus lahir (dalam perhitungan Dionysius). Namun berdasarkan perhitungan para ahli, terutama berdasarkan bukti sejarah dari Josephus, maka perhitungan ini tidaklah benar.
Kemudian Paus Gregory III memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang kemudian dikenal sebagai Kalender Gregorian, yang harus digunakan oleh seluruh Eropa bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Untuk memperingati hari kelahiran Yesus diadakan perayaan Tahun Baru yang dilakukan setiap awal tahun, yang terus dilestarikan dan menyebar ke Eropa pada abad permulaan Masehi. Seiring berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan &satu paket dengan hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year.
JADI JANGAN LEWATKAN MISA TAHUN BARU DI GEREJA YA……. Beberapa tahun yang lalu saya selalu berpikir apa sih pentingnya Misa Tahun Baru? Baru 3 tahun ini nyadar kalau ini adalah Misa perayaan yang besar karena kita juga merayakan awal tahun Tuhan yang baru dan meminta berkat untuk perjalanan hidup kita setahun mendatang, pada Misa Tahun Baru kemarin(2014) ada hal unik yang coba dilakukan di Paroki Wonosari. Umat diminta untuk menuliskan resolusinya, yang nantinya setelah Misa akan didoakan secara khusus oleh Romo. Semoga Misa Tahun Baru yang akan datang tradisi ini diteruskan . So don’t miss it ya………( ehm…….. omong-omong resolusi tahun baru nanti apa ya?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar