Selasa, 27 Oktober 2015

AYO WARGA WONOSARI, TOLAK SIRKUS LUMBA-LUMBA

Warga Wonosari mungkin beberapa hari ini melihat atau mendengar iklan pementasan lumba-lumba yang marak. Ini sangat memprihatinkan karena  di banyak tempat masyarakat sudah memiliki kesadaran bahwa sirkus ini tidak memiliki muatan edukasi  tapi malah mengancam kelestarian hidup lumba-lumba. Kalau kita membiarkan lumba-lumba ini ditangkapi untuk pertunjukan sirkus mungkin di masa depan, anak cucu kita hanya bisa melihat gambar/foto-foto mahluk mamalia ini saja karena telah punah.



Jadi kalau anak, keponakan ,saudara bahkan tetangga atau yang berprofesi sebagai pendidik kalau ada murid  yang ingin melihat atraksi ini, beri kesadaran bahwa hal ini salah. Dan anjurkan untuk menghidari menonton hal semacam ini. Bukankah kita diajarkan untuk mencintai setiap mahluk ciptaan Tuhan?

Pertunjukan atau sirkus lumba-lumba yang selama ini diklaim menjadi ajang edukasi bagi anak-anak, justru merupakan kegiatan yang tidak mendidik. Sirkus lumba-lumba menjadikan satwa liar yang dilindungi tersebut dieksploitasi secara besar-besaran dan diperlakukan dengan kejam. Sirkus tersebut harus segera dihentikan karena konsumen sirkus ini adalah anak-anak. Hal tersebut tidak bagus untuk pendidikan anak usia sekolah lantaran dapat mengakibatkan anak-anak menjadi terbiasa menyiksa dan semena-mena dengan binatang yang seharusnya harus dilindungi.


Indonesia menjadi satu dari puluhan negara yang menjadi jalur migrasi lumba-lumba hidung botol Indopasifik. Di negara kepulauan ini, lumba-lumba dijaring ke darat dan dipindahkan ke berbagai kota untuk tampil sebagai satwa sirkus.

Dari puluhan negara tersebut, hanya Indonesia yang masih mengadakan pertunjukan sirkus lumba-lumba keliling. “Indonesia menjadi negara terakhir di dunia yang memiliki sirkus lumba-lumba keliling,” ujar Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Pramudya Harzani. “Selama ini masyarakat seringkali beranggapan bahwa pertunjukkan sirkus lumba-lumba diperlukan untuk pendidikan kepada anak-anak mereka. Melalui aksi ini, kami ingin mengimbau kepada masyarakat bahwa sirkus lumba-lumba keliling itu justru hanya menyiksa hewan-hewan itu,” tegas Pramudya.

“Bayangkan, sirkus itu hanya punya dua lumba-lumba. Per hari ada 5 pertunjukan, kecuali Sabtu-Minggu ada 7 kali pertunjukan. Lumba-lumba tersebut sengaja dibiarkan tersiksa. Tidak heran di antara lumba-lumba itu ada yang mati dan semua ini menurut pengelola sirkus sudah sesuai dengan pendidikan dan pelestarian? Pembohongan publik ini namanya,” ujarnya.

Menurut Pramudya Harzani, maraknya sirkus lumba-lumba memicu perburuan liar lumba-lumba di perairan Laut Jawa, terutama sekitar pulau Karimun Jawa. “Sekitar 90 persen lumba-lumba yang dipakai sirkus di Indonesia dari Karimun Jawa,” katanya.

Indonesia merupakan tempat terakhir di dunia yang memiliki sirkus lumba keliling. Ada beberapa poin yang patut dipertimbangkan mengapa sirkus ini pantas untuk ditolak…..


  • ·         Dalam sirkus keliling paling banyak hanya 2 ekor lumba-lumba yang dimiliki. Lumba-lumba itu dipaksa tampil nonstop  tiga sampai lima kali dalam sehari. Padahal, setiap pertunjukan itu digelar selama  lebih dari 1 mingggu . Ini jelas penyiksaan dengan dalih hiburan dan pendidikan.
  • ·         Pertunjukan lumba-lumba terlihat seolah-olah lumba-lumba melakukan segala atraksi karena lumba-lumba menyukainya. Hal ini tidak benar dan tidak pernah terjadi,  lumba-lumba melakukannya karena lapar setelah dibuat kelaparan sebelum pertunjukan dan  mereka melakukan segala atraksi untuk mendapatkan makan.
  • ·         Lumba-lumba di alam bebas bisa hidup hingga 50 tahun, tetapi dalam sirkus hanya bertahan hidup lima tahun. Sirkus lumba-lumba merupakan pembodohan bagi masyarakat. Habitat mereka hidup tidak berjoget dangdut dan tidak meloncat dalam lingkaran bola api. Lumba-lumba dilaut hidup secara berkelompok dan setiap hari bergerak hingga berpuluh-puluh mil jauhnya.
  • ·         Air kolam over-klorinasi. Klorin digunakan untuk menjernihkan air, tujuannya agar pengunjung percaya bahwa lumba-lumba berada di dalam air biru yang jernih. Kolam pementasan dengan diameter 6 meter berkedalaman 3 meter ini diisi air laut buatan. Penyelenggara membuat air asin ini dengan mencampurkan air ledeng dengan berton-ton garam. Senyawa pembunuh kuman bernama klorin dicampurkan ke dalam air kolam. Klorin yang bersifat korosif dipastikan merusak organ mata yang sensitif. lumba-lumba pun menjadi rabun. Klorin dalam kolam sering membuat mereka buta.Penelitian labortorium pada tahun 2012 membuktikan bahwa kandungan klorin dalam air delapan kali lebih banyak dari batas yang dapat ditoleransi oleh mamalia. Klorinasi dapat menyebabkan kebutaan, gangguan kulit dan penurunan umum pada kesehatan. Kondisi di air kotor (biasanya penuh kotoran) akan menyebabkan infeksi dan kematian secara perlahan-lahan bagi lumba-lumba.

  • ·         Semua lumba-lumba yang berada di dalam kolam tidak dapat berenang jarak jauh.  Lumba-lumba akan mengalami tekanan stres yang tinggi, karena biasanya ketika berada di laut terbuka, lumba-lumba melakukan perjalanan yang jauh setiap harinya. Pembatasan gerak dan isolasi dari kelompoknya akan menyebabkan stres sehingga kesehatannya akan dengan cepat memburuk. Suara bising saat diangkut truk, pesawat, atau musik keras saat pertunjukan juga bisa merusak sonar  sehingga tak jarang ada yang mati.Kita manusia yang hidup dengan menghirup oksigen, jika diangkut dengan duduk di bak belakang truk dan perjalanan jauh dari kota kekota mungkin akan mengalami mabuk, pusing, sakit dll.Bayangkan jika kalian berada pada posisi lumba2 itu!!!! 











  • ·         Lumba-lumba yang digunakan dalam pertunjukan sirkus keliling ditempatkan dalam wadah yang kecil dan sempit, tujuannya untuk mengurangi gerak yang sering dilakukan oleh luma-lumba. Lumba-lumba menghabiskan waktu berjam-jam dan jalan yang bergelombang dari satu tempat ke tempat lainnya. Lumba-lumba yang mati selama proses transportasi akan digantikan dengan lumba-lumba liar baru yang tertangkap.
  • ·         Selama proses pemindahan dari satu kota ke kota lainnya, kulit lumba-lumba mengering dan terluka,  terkadang untuk mengatasi ini hanya diberi pelembab atau bahkan hanya mentega yang membuat mereka semakin tersiksa karena zat-zat ini memang tidak sesuai dengan kebutuhan mahluk mamalia ini.

Nah, masihkah kalian akan menikmati pertunjukan yang mengatas namakan hiburan dan eduksi selama beberapa menit setelah mengetahui siksaan yang dialami lumba lumba ini sampai akhir hayatnya?
Lumba-lumba termasuk hewan yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia, seperti diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.


Telah banyak perusahaan besar yang mendukung kampanye STOP SIRKUS LUMBA-LUMBA ini  antara lain meliputi Garuda Indonesia, LotteMart, Carrefour, Hero, Giant, Coca-Cola.dan Teh Botol Sosro

Menonton pertunjukan sirkus lumba-lumba berarti kita juga mengambil bagian yang  mengakibatkan penderitaan bagi satwa mamalia ini.

Semoga artikel ini dapat sedikit membuka mata kita terhadap kekejaman sirkus lumba-lumba.

Foto diambil dari berbagai sumber.

1 komentar: